Merpati putih telah terbang
Bersama hembusan angin senja
Yang lamat-lamat.......
Merebakkan aroma melati di sampul surat itu
Bersama desau angin senja...
Ku ingin kirimkan kabar, pada kau yang disana,
Wahai merak khayangan , yang ada disangkar istana..
Ku ingin bercerita, cerita tentang masa lalu, masa kini dan masa depan
Cerita masa lalu... Kau pernah bilang dan janji ketika itu
Telingaku kini masih merekamnya
Merekam kicauan merdumu, kala itu
Disaat engkau baru mengenal sangkar istana..
Dulu.....kau mengicau, kicauanmu terdengar merdu,
Kian memukau aku terkena sihir pesolekmu,
Hanya, lantaran Kau kibaskan , bulu indahmu
Yang mengembang bak kipas putri ratu..
Cerita saat ini, kok lain, nampaknya kau sudah ingkar
Kicau dan pesolek bulumu tak seindah dulu, ku tahu kabarmu, dari sang
pengabar
Bahwa bulu indahmu itu nian rontok,
Dirontokkan oleh keganasan, jua keserakahan. ,
Lalu.. katanya ada yang bilang padaku
Kini kau telah menjelma jadi singa..
Pada belantara, belukar yang tak
gersang ini..
Kata mereka Kini ada seekor singa Buas, Kaukah itu,,?
Mengapa, harus
terjadi..??
Mungkinkah karna,diasuh
tanpa pengasah atau diasah tanpa kasih
Kemungkinan juga
Diasah tanpa
pengasuh dan pengasih.
Meski Hidup berjuta
Pengasah...
Pada genggamannya ada pena jua berlembar kertas
Darinya .... Dapat
membaca, menulis dan memahami,
Namun mereka bagai Lilin..rela
habis terbakar diri
Demi menerangi gelapnya negeri
Namun ku masih
ingat, dan kan kuingat, jikalau....
Kala dahulu pernah singgah.. di
belantara rimba nan buas itu,
Ada Singa, sang raja rimba welas asih..
Pada anak dan sahabatnya
Kebuasan
sirna, kala sang maha pengasih jadi pengasuh nya.
Pengasuh yang benar-benar
mengasihi
Takkan ada salah asah,
jika Dia yang mengasah
Takkan
ada salah kasih,
jika Dia yang mengasih
Takkan
ada salah
asuh, jika Dia yang mengasuh
Surabaya, 12:15. 13 Jan 2013