Selama
ini kita sering mendengar bahwa bagian otak tertentu mempengaruhi perilaku
tertentu. Misalnya kreativitas dikendalikan oleh otak kanan, atau kegiatan
menghitung (matematika) pada belahan otak kiri, dan sejumlah asumsi lain yang
belum ada teori dan penelitian yang menjelaskan tentangnya.
Menurut
Phares, Nietzel dkk (1992 & 1998), ada dua prinsip yang berlaku pada hal
ini, yaitu prinsip lokalisasi
fungsi (localization of function) dan lateralisasi fungsi
(lateralization of function).
Lokalisasi fungsi (Localization
of function)
Lokasisasi fungsi menyebutkan bahwa otak
manusia diatur menurut model pembagian, bagian yang berbeda bertanggungjawab
terhadap keterampilan atau indera yang berbeda. Otak merupakan prosesor
informasi yang independen satu sama lain. Equipotential
theory berpendapat
bahwa seluruh area otak memberikan sumbangan yang sama terhadap keberfungsian
otak secara keseluruhan. Alternatif lain, yang diformulasikan dari pendapat
Hughlings Jackson, dalah localization-equipotential
theory, yang
berpendapat bahwa keterampilan paling dasar dapat dilokalisir, namun perilaku
yang tampak bersifat kompleks sehingga melibatkan otak sebagai suatu
keseluruhan.
Lateralisasi fungsi (Lateralization
of function)
Lateralisasi fungsi berpendapat bahwa otak
memiliki dua belahan, yaitu kiri dan kanan. Belahan otak kiri mengendalikan
aktivitas tubuh di sisi kanan dan berhubungan dengan fungsi bahasa, logika dan
kemampuan analisis. Sebaliknya belahan otak kanan mengendalikan sisi tubuh
sebelah kanan dan lebih banyak berhubungan dengan kampuan visual-spatial,
kreativitas, music dan persepsi arah. Hal yang penting adalah kedua belahan
saling berkomunikasi satu sama lain dan membantu koordinasi dan integrasi
perilau manusia yang kompleks.