![]() |
senja desaku, dusun tlanak desa mudung kec. kepohbaru |
Spontan
teringat kembali pada cuplikan scene film indonesia Tanah Surga.. katanya. yang
saya tonton beberapa hari yang lalu. Film ini berkisah mengenai dilema
kehidupan yang dialami oleh Hasyim (Fuad Idris) ketika ia diajak oleh anaknya,
Haris (Ence Bagus), untuk meninggalkan desanya yang berada di daerah pinggiran
perbatasan Indonesia – Malaysia di Kalimantan Barat dan berpindah ke Malaysia.
Pilihan ini sendiri diberikan oleh Haris karena selama ini ia telah mendapatkan
rezeki yang melimpah dengan bekerja di Malaysia sekaligus mengingat fakta bahwa
kehidupan masyarakat di daerah pinggiran tersebut sama sekali tidak mendapatkan
perhatian yang layak dari pemerintah Republik Indonesia. Melalui kehidupan yang dijalani
oleh karakter-karakter tersebut di sepanjang penceritaan film inilah Tanah
Surga… Katanya berusaha menunjukkan bahwa tanah air Indonesia tidak
seindah dan semakmur bayangan masyarakatnya selama ini, khususnya ketika
pemerintah sama sekali bersikap acuh kepada nasib keseharian para warganya.Nampaknya
pesan tersirat dalam film tersebut kini benar-benar kian tergambarkan dengan
detail nan riil. Negeri yang Kaya Sumber Daya Alam, Agraria, Kelautan,
Pertambakan, Pertambangan, dan lainnya, namun tak bisa memanfaatkan secara
nikmat, ya memang tidak nikmat karna kurang mampu mengelolanya secara mandiri
dan baik untuk keperluan sehari-hari, malah orang-orang dari negeri sebrang
sana yang menikmati semuanya, hingga kenyang terpuaskan bahkan sampai jadi
miliarder gara-gara mencaplok SDA pribumi ini. Sungguh miris, sedih, dan
alangkah lucunya negeriku ini..
Negriku sedang dirundung pilu, dibuat malu oleh para putri malu.
tak hanya
masalah itu kini yang kian lucu dan lucu makin banyak dan merambah di pelbagai
bidang ; politiknya lucu, pendidikannya lucu, ekonominya lucu, bahkan maaf
seribu maaf agama pun jadi lucu atau lelucon humoris, ya iya sebab tuntunan
dariNya sekarang hanya jadi tontonan belaka.
Dan masih seabrek lagi permasalahan negeri yang tak kunjung padam, kian
menyulut geram para ormas pro dan kontra jadi imbasnya, terlebih saat dekat ini
di suatu kepulauan NKRI atau yang tenar dengan nama pulau dewata, kini sedang
ada persiapan perhelatan akbar pemilihan orang cantik sedunia, Miss World kata
orang bule menyebutnya. Ada yang unjuk rasa disepanjang jalan, ada oknum yang
mau menyerang dan membubarkanya dan sebagainya.
Perihal
menanggapi ajang kontes ratu sejagad Seperti yang telah dilansir dakwatuna.com. bahwa saat ini
telah berkembang lagi bukan hanya perang
fisik. Akan tetapi juga
dengan Ghazwul
Fikri (perang pemikiran) mereka mencoba merusak moral dan akhlaq umat
atau bangsa ini dengan
3F: Food, Fun, Fashion (Makanan, Hiburan, Pakaian). Food:
membuat umat Islam tidak waspada (bahkan tidak peduli) dengan konsep makanan
halal. Sekaligus membanjiri produk terlarang atau juga disebut
haram. Fun: melalaikan umat dan bangsa dari
adab dan hukum aturan agama
melalui musik, film, dll. Fashion: menuntun pola pikir remaja bahwa pakaian
itu aktualisasi diri dan gaya hidup. Bahwa berpakaian terbuka dan menampakkan
aurat keseksian adalah pilihan kebebasan.
memang
negeri ini sungguh negeri yang kian hari kian menjadikan gemas hati, mau dibawa
kemana nasib negeri ini, sudah carut marut di pelbagai ranah birokrasi, wakil
rakyatnya banyak dari kumpulan teman dekat, juga sanak famili, maka mungkin
inikah ganjaran dari tuhan mengapa negeriku tak kunjung tentram, ajaran yang
seharusnya jadi tuntunan kini banyak terabaikan oleh sikap kapitalis, hedonis, bahkan
maaf liberalis yang dengan alasan pribadi mengklaim ini alasan hak asasi,
menjunjung tinggi kebebasan berekspresi. Boleh berekspresi, lha tapi kan harus
sesuai dengan tradisi asli pribumi, dan sesuai aturan dari ilahi sang maha
pemilik kekuasaan negeri serta dunia ini. itu bukan hak asasi namun itu ingin
menguasai, ya menguasai bumi dengan seenak sendiri.
Selain itu
masih banyak pengangguran , ya masalah pengangguran kali ini bukan hanya
orangnya yang nganggur, bahkan lahan sawah pun ikut-ikutan nganggur akhir-akhir
ini, karna terkebiri oleh hasil sawah dari luar negeri. sekarang Di desa-desa sudah banyak ditinggalkan penduduknya. Remajanya sudah gak
ada yang mau turun ke sawah, entah karna hasilnya tak seimbang atau gengsi yang
berkembang.
Mari sejenak
kita renungkan, berbicara secara teoritis
Terjadinya peningkatan jumlah kemiskinan di Indonesia dapat
dikaji dari perspektif teoritis. Menurut Lingkaran Kemiskinan (2005) bahwa ada dua
dua kondisi yang menyebabkan terjadinya kemiskinan, yaitu: pertama, kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi
karena sumber daya alam yang terbatas, pemanfaatan teknologi yang rendah, dan bencana alamiah.
Kedua, kemiskinan buatan. Kemiskinan
terjadi karena
lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian masyarakat tidak mampu menguasai sarana
ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, maka rakyat tetap miskin. Mengacu pada teori
ini ketika dikaitkan
dengan realitas di lapangan maka sebagian besar faktor penyebab kemiskinan di Indonesia dilatar belakangi oleh
kemiskinan buatan.
Memang ada sebagian daerah di Indonesia mengalami kemiskinan karena sumber daya alam yang tidak
memadai atau bencana alam, tetapi sebagian besar kemiskinan di Indonesia hadir
disebabkan oleh manajemen negara yang salah urus. Indonesia adalah sebuah negeri yang gemah ripah loh jinawe. Kemakmuran dan kesuburan alam digambarkan oleh kelompok band legendaries asal tuban yakni Koes Ploes yang melantunkan lagu Kolam Susu; “Bukan lautan hanya kolam susu. Kail dan
jala cukup menghidupimu, Tiada badai tiada topan kau temui, ikan dan udang
menghampiri dirimu. Orang bilang tanah kita tanah surga,.Tongkat Kayu dan batu jadi tanaman. Syair dari Koes Plus ini menggambarkan betapa bumi
Indonesia
memiliki kekayaan besar. Tetapi karena ulah petinggi negeri yang diberikan
amanat untuk mengelola negeri ini agar dimanfaatkan sebesar-besarnya demi rakyat
tidak dijalankan dengan baik, menjadikan Indonesia adalah sebuah negara yang hampir
bangkrut. Para petinggi negeri justru menumpuk kekayaan sendiri, melakukan praktek
kolusi, korupsi, dan nepotisme, mementingkan kelompoknya, membuat peraturan dan
perundangan untuk melindungi kekayaan dan kekuasaan, serta tidak memiliki kepekaan terhadap
jeritan penderitaan
rakyat.
Maaf
sebelumnya sebagian penduduknya pun banyak yang beralih profesi sebagai TKI, ya
intinya banyak yang jadi perantau ke luar negeri saudi arabia, malaysia,
singapura, korea dsb. Ada yang Transmigran,
ke luar provinsi, kota bahkan menyebrang pulau. ditelisik selidik lebih lanjut
banyak penyebab diantara ditinggalkanya sektor pertanian itu karena berbagai faktor, antara lain:
1. lahan yang semakin sempit. Sekarang rata-rata setiap KK di jawa punya lahan kurang dari 1 ha. Itu artinya, lahan-lahan yang di aku perhutani di tanah jawa yang sudah tidak produktif untuk di fungsikan sebagai hutan harus di serahkan kepada rakyat petani.
2. Bertani Di
Indonesia masih sangat
bergantung alat manual sehingga sangat
memeras tenaga dan biaya sehingga hasilnya pun tinggal sedikit karna habis untuk bayar pekerja. Di luar negri, untuk mengolah tanah, penyiangan
rumput, penyemprotan, panen, pengeringan dan pengolahan semua
sudah pakai mesin,
hasilnya lebih cepat dan ngirit tenaga kerja yang otomatis ngirit biaya juga. Tidak heran kalau di amerika, australia atau jepang 1 orang bisa nggarap
8 ha berbeda degan Indonesia yang 8 orang nggarap
1 ha.
3. Ada image
kalau bertani itu akan miskin. Image
ini ada benarnya juga ada tidak benarnya. kalau bertani masih dengan cara tradisional dengan sistem pemasaran yang tradisional pula tentu akan
tetap miskin. tapi, kalau di manage dengan sistem yang canggih mulai dari alatnya, cara bercocok tanamnya dan pemasarannya tentu tidak akan miskin lagi.
Kemudian lebih lanjut mengenai pasokan bahan makanan dari luar ini berkaitan dengan beberapa pihak yang mempunyai
tujuan yang sama yaitu keuntungan diri
sendiri, seperti:
1. Importir,
para importir ini bisa membeli bahan pangan dengan harga murah di luar negri atau jauh lebih murah daripada produksi dalam negri yang kemudian di pasarkan di dalam negri dengan harga pasar setempat. Maka tak heran jika mereka berani menyuap pejabat dengan uang puluhan milyar.
2. Kenapa pemerintah giat membuka kran import bahan makan meskipun itu akan menghancurkan produksi pangan dalam negeri..?? karna di setiap kebijakan itu masih berlandaskan UUD “Ujung –Ujungnya Duit”.
3. Ada semacam
Big desaign untuk memperlemah perekonomian Bangsa kita. Tak ayal, pertanian
yang merupakan pekerjaan utama rakyat Indonesia pun pasti termasuk menjadi sasarannya.
Lalu kita mulai dengan kerja, kerja dan kerja
sudah saatnya pemerintah ambil kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada petani seperti
mendirikan Bank khusus untuk petani sebagaimana di negara-negara lain ada Agriculture Bank, menyediakan alat pertanian kepada kelompok-kelompok petani dengan angsuran ringan, mengoptimalkan
kantor-kantor pertanian di setiap daerah sebagai tempat penyuluhan, penyediaan bibit unggul dll.